Rabu, 07 Juni 2017

komunikasi dan peranya


RIEFKY RAKHARESWARA
1TA05
16316359


KOMUNIKASI DAN PERANANYA






Pengertian Komunikasi menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan menurut definisi Prof. Drs. H.A.W. Widjaya yang mengatakan bahwa pengertian komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Menurut definisi William F.Glueck yang menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk. yaitu sebagai berikut....

  • Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia. 
  • Organization Communications : Organization communications adalah proses dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang yang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan. 
  Tujuan komunikasi- Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut... 
  • Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin. 
  • Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang dibicarakan orang lain. 
  • Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain. 
  • Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita. 
PERANAN KOMUNIKASI

A. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan pendidikan
Disebut juga dengan informasi kependidikan dan komunikasi pendidikan, sebab terjadinya komunikasi memang di dunia pendidikan. Pengertian lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya menggunakan betasan-batasan ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi umumnya, tidak mungkin dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan tegas. Komunikasi pendidikan pun demikian, meskipun dalam hal ini sudah disentuhkan ke dalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan proses yang panjang, yang melibatkan banyak unsur seperti pendidik, administrator pendidikan, proses, komunikasi, peserta didik, pesan-pesan atau informasi pendidikan, dan adanya tujuan-tujuan yang dicapai dari proses pendidikan dimaksud. Itu untuk pendidikan formal. Lantas kalau pengertian pendidikan di dalam keluarga, di masyarakat, di pesantren, dan di lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah lainnya, tentunya tidak seperti itu unsur-unsurnya. Dan pengertiannya pun menjadi berbeda.
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini setidaknya tampak dalam proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini masih menduduki posisi dominan. Gambar pada halaman berikutnya menunjukkan proses pendidikan. Di situ tampak bahwa pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik. Namun sudah semakin kompleks, karena melibatkan banyak unsur di dalamnya.
Tidak perlu disebut seberapa penting kedudukan komunikasi dalam pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang sebagian besar hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan keterlibatan informasi. Artinya, hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa melalui komunikasi dan informasi. Orang menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi komunikatif. Masalahnya adalah pada jenis komunikasi yang bagaimana dan informasi jenis apa yang biasa dan sering digunakan untuk tujuan dan menggarap bidang pendidikan. Jadi dengan kata lain adalah komunikasi yang digunakan dalam lingkungan pendidikan, atau komunikasi pendidikan yang lebih langsung mempunyai makna menyatu dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian pesan-pesan atau informasi pendidikan.
Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah perilaku sasaran ke arah yang lebih berkualitas, ke arah positif. Komunikasi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk itu, karena memang harus bisa dipertanggung jawabkan pada akhir dari suatu proses yang dilaksanakannya, yakni melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika hasil dari evaluasinya menunjukkan nilai yang jelek, itu bukan semata-mata kekurangberhasilan peserta pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan, melainkan juga menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan oleh komunikator pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan semata-mata siswanya yang tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak berhasil menyampaikan pesan-pesan pendidikan melalui penggunaan proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain informasi pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan informasi pendidikan. Hal ini demikian, sebab, bisa saja misalnya sang guru dalam menyajikan materi pendidikannya terlalu tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak runtut penyampaiannya, salah menggunakan metode komunikasi, salah memilih strategi, kurang cocok menggunakan media komunikasi, dsb. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak berhasil.
  1. B. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan sosial
Dunia sosial sangat luas dan sangat abstrak jika tidak dikonstruksikan dalam kasus-kasus kecil lebih dahulu, karena akan mengundang banyak pertanyaan yang semakin merumit. Untuk mengetahui realitas sosial secara utuh, orang sulit menjelaskannya secara bersama dan sekaligus, melainkan perlu sepotong-sepotong, dan akhirnya dihubungkan satu sama lain menjadi suatu sistem sosial yang terpadu.
Kita lihat sekali lagi gambaran ini dan bayangkan saja. Seseorang pada suatu saat di suatu tempat, sedang sendirian. Kira-kira sedang memikirkan apa dia. Mungkin saja dia sedang melamun, atau sedang berpikir tentang utang-utangnya, atau sedang mencari hiburan, atau sedang merencanakan kejahatan, atau sedang menunggu kawan, atau sedang gelisah, marah, dsb. Dilihat dari segi kebutuhannya, dia mungkin saja sedang memikirkannya bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang diidam-idamkannya. Jika dilihat dari aspek waktu, maka dia pun tidak terbebas dari pengaruh waktu tersebut. Misalnya, jika tadi dia sedang sendirian pada pagi hari, maka pada siang dan sore harinya tentu tidak sama apa yang dilakukannya atau apa yang dipikirkannya, meskipun secara fisik sama-sama berdiam di tempat yang sama. Orang tidak bisa berada dalam dua ruang dan atau waktu yang berbeda pada saat yang sama.

  1. C. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan keluarga
Di lingkungan keluarga, komunikasi juga sangat besar kedudukannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga yang bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan pelaksanaan komunikasi yang terbuka antar anggota dalam suatu keluarga, dipastikan tidak akan terjadi keharmonisan di dalamnya. Bahkan kegagalan-kegagalan dalam perkawinan di suatu keluarga, sebagian besar karena tidak adanya informasi komunikasi yang terbuka. Salah satu syarat utama untuk memahamkan orang lain dalam lingkungan keluarga adalah komunikasi yang terbuka tadi. Masing-masing anggota keluarga saling membuka diri atas hal-hal yang bisa menjadikan ketidaksejalanan anggota keluarga. Dengan membuka diri tersebut, maka tiap anggota keluarga yang lain akan memahami kemauan-kemauan dan gagasannya, sehingga jika pun terjadi hal-hal yang berbeda, akan bisa dicari jalan keluarnya.
Dalam keluarga juga paling sering terjadinya proses komunikasi dan informasi pendidikan. Bukankah pendidikan awalnya dari keluarga? Sebagian besar manusia dididik awalnya di lingkungan keluarga. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga, sepanjang anak-anak masih diasuh di dalamnya, akan selalu mendapatkan proses pendidikan. Bentuk nyatanya adalah, orang tua selalu memberi nasehat-nasehat tertentu kepada anak-anaknya, membuat peraturan yang mengikat terhadap seluruh anggota keluarga, melindungi anak dari hal-hal buruk dan pengaruh luar yang buruk, memberikan contoh bagaimana makan yang baik, berbicara yang sopan, dan bertindak sesuai dengan aturan norma yang berlaku, dsb. Itu semua menggambarkan proses pendidikan di dalam keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penilaian dan Forensik Bangunan pada Waduk

https://drive.google.com/open?id=11TMIkRF4_ayPcGbcmozjDR4YrsUWcf1_